Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) setelah
Pemberian Asam Giberelat (GA3)
KHOIRUN NISA’
125040201111248
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang
2013
2013
Abstrak
Respirasi adalah Pembakaran membutuhkan oksigen (O2), terjadai di
dalam setiap sel yang hidup. Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP)
yang digunakan untuk berbagai aktivitas fisiologi dalam tubuh. Dari hasil
penelitian (Giyatmi, dkk. 2006) Produksi tanaman (M. arundinacea). Perlakuan
GA3 dengan konsentrasi di atas 50 ppm menghasilkan nilai yang lebih rendah dari
kontrol. Selain melakukan proses fotosintesis tanaman juga melakukan proses
respirasi. Pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 150 ppm, hasil fotosintesis
diduga lebih diarahkan pada pembentukan anakan sehingga jumlah anakan yang
terbentuk paling tinggi dan laju respirasinya rendah.
1.
Introduction
Maranta arundinacea L. atau arrowroot diduga berasal dari Amerika Timur, termasuk
daerah Karbia dan Amerika Selatan bagian utara yaitu Equador bagian barat dan
daerah savana Guiana. Sekarang banyak di budidayakan di daerah tropik. Di Asia
Tenggara banyak di budidayakan. Di St Vincent terdapat dua kulivator utama M.
Arundinacea yang di budidayakan yaitu Creola dan Banana. Sampai kini belum di
ketahui secara pasti putih, menembus tanah lebih dalam, bentuknya kurus,
panjang, dan dapat disimpan lebih dari tujuh hari tanpa kerusakan dan
pembusukan yang serius.
Upaya pengembangan
tanaman garut masih perlu ditingkatkan mengingat kebutuhan pangan yang terus
meningkat. Agar kebutuhannya terpenuhi harus diimbangi dengan peningkatan
jumlah produksi dengan terus berusaha memperbaiki budidayanya. Salah satu
komponen budidaya adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh
mampu mempengaruhi sintesis protein termasuk klorofil, dengan peningkatan
klorofil diharapkan akan meningkatkan fotosintat yang dihasilkan. Fotosintat
merupakan substrat respirasi sehingga peningkatan fotosintat akan meningkatkan
respirasi yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya
akan meningkatkan hasil tanaman. Untuk mencapai produksi yang tinggi tanaman
memerlukan faktor-faktor tumbuh yang optimum baik berupa hormon yang dihasilkan
oleh tanaman sendiri maupun zat pengatur tumbuh. Faktor lingkungan seperti
cahaya, suhu, air dan zat hara yang berkaitan erat dengan lingkungan berupa
kondisi tanah, daerah dan iklim juga mempengaruhi produksi tanaman. Salah satu
hormon tanaman yang penting adalah giberelin. Giberelin mempercepat pertumbuhan
tanaman. Hormon ini bersifat tidak hanya merangsang pertumbuhan melainkan juga
merupakan zat yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan tanaman termasuk
pembungaan, pemanjangan batang dan pematahan dormansi biji. Giberelin yang
biasa digunakan untuk penelitian fisiologi tumbuhan adalah asam giberelat
(GA3). Pada GA3, GA4 dan GA9 terdapat jembatan lakton sehingga golongan
giberelin ini memiliki aktivitas biologis yang lebih besar dibandingkan dengan
yang lain, selain itu asam giberelat (GA3) juga banyak tersedia di pasaran.
2.
Laju respirasi tanaman garut (Maranta arundinacea L.)
setelah pemberian Asam Giberelat (GA3)
a.
Respirasi dan tempat terjadinya
Respirasi adalah Pembakaran
membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup. Energi yang
diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas
fisiologi dalam tubuh. Di samping itu, pembakaran menghasilkan pula zat sisa
berupa gas asam arang (CO2) dan air. Tumbuhan juga menyerap O2 untuk
pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob,
tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang
oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang
tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula
(glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36
ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi
pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi
aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya
(aerobik fakultatif).
Respirasi terjadi
pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria. Proses ini bertujuan
untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP dibentuk dari penggabungan ADP + Pi
(fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer
elektron yang terdapat pada membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan
atau proton (H+) dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi
– Oksidasi (Redoks). Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan
oleh energi hasil oksidasi dan perbedaan proton antara ruang antar membran
dengan membran sebelah dalam mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif. Teori
pembentukan ATP oleh gradient proton ini dicetuskan oleh Piter Mitchell yang
dikenalkan dengan teori Chemiosmotik.
b.
Laju respirasi pada tanaman Garut (M. arundinacea)
Dari hasil
penelitian (Giyatmi, dkk. 2006) Produksi tanaman (M. arundinacea) biasanya
lebih akurat dinyatakan dengan ukuran berat kering daripada dengan berat basah,
karena berat basah sangat dipengaruhi oleh kondisi kelembaban. Hasil berat
kering merupakan keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis
mengakibatkan peningkatan berat kering tanaman karena pengambilan CO2 sedangkan
respirasi mengakibatkan penurunan berat kering karena pengeluaran CO2 (Gardner
dkk.,1991). Perlakuan GA3 dengan konsentrasi 50 ppm menunjukkan adanya beda
nyata dengan perlakuan GA3 pada konsentrasi 100, 150 dan 200 ppm. Perlakuan GA3
dengan konsentrasi di atas 50 ppm menghasilkan nilai yang lebih rendah dari
kontrol. Selain melakukan proses fotosintesis tanaman juga melakukan proses
respirasi. Hasil analisis varian tehadap laju respirasi tanaman M.
Arundinacea menunjukkan adanya beda nyata yang disebabkan oleh perlakuan.
Data rerata laju respirasi M. arundinacea setelah diberi perlakuan GA3.
Berdasar data yang diperoleh dalam penelitian ini, laju respirasi tertinggi
dicapai pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm, sedangkan laju respirasi
terendah pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 150 ppm. Nilai laju respirasi
terlihat fluktuatif pada masing-masing konsentrasi. Hal ini diduga adanya
perbedaan pembagian hasil fotosintesis untuk respirasi. Pada perlakuan GA3
dengan konsentrasi 150 ppm, hasil fotosintesis diduga lebih diarahkan pada
pembentukan anakan sehingga jumlah anakan yang terbentuk paling tinggi dan laju
respirasinya rendah. Pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm hasil
fotosintesisnya diduga lebih banyak dimanfaatkan untuk respirasi sehingga
jumlah anakan yang terbentuk sedikit
c.
Faktor yang mempengaruhi laju respirasi tanaman Garut (Maranta
arundinacea L.)
Beberapa faktor yang
mempengaruhi laju respirasi tanaman M.
arundinacea yaitu : lebih diarahkan pada pembentukan anakan sehingga jumlah
anakan yang terbentuk paling tinggi dan laju respirasinya rendah. Pada
perlakuan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm hasil fotosintesisnya diduga lebih
banyak dimanfaatkan untuk respirasi sehingga jumlah anakan yang terbentuk
sedikit Cahaya dapat meningkatkan fotosintesis sehingga dihasilkan fotosintat
yang banyak sebagai substrat respirasi. Cahaya juga mampu meningkatkan suhu
yang mampu mendukung respirasi, tetapi suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan inaktifnya enzimenzim sehingga menghambat respirasi. Pengukuran
respirasi melibatkan gerakan mekanis penggoyangan tanaman yang dapat
meningkatkan respirasi.
3.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian (Giyatmi, dkk. 2006) Produksi tanaman (M.
arundinacea) . Hasil analisis varian tehadap laju respirasi tanaman M.
Arundinacea menunjukkan adanya beda nyata yang disebabkan oleh perlakuan.
Data rerata laju respirasi M. arundinacea setelah diberi perlakuan GA3.
Berdasar data yang diperoleh dalam penelitian ini, laju respirasi tertinggi
dicapai pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm, sedangkan laju respirasi
terendah pada perlakuan GA3 dengan konsentrasi 150 ppm. Nilai laju respirasi
terlihat fluktuatif pada masing-masing konsentrasi. Hal ini diduga adanya
perbedaan pembagian hasil fotosintesis untuk respirasi.
4.
Daftar pustaka
Drs. Suyitno Al. MS. Respirasi Pada Tumbuhan. Materi
disampaikan pada kegiatan pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN Kalasan,
Yogyakarta pada 27 Februari 2006 di SMAN Kalasan.
Giyatmi Wahyu
Lestari, Solichatun, Sugiyarto. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta
Arundinacea L.) Setelah Pemberian Asam Giberelat (Ga3). Jurusan Biologi
Fmipa Universitas Sebelas Maret (Uns) Surakarta 57126. Diterima: 27 Desember
2005. Disetujui: 2 Pebruari 200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar